Jatuhnya Harga Minyak Sawit di Indonesia Dikarenakan Biang Kerok

by -182 Views

Harga minyak sawit mentah (CPO) mencapai rekor tertinggi baru-baru ini, melampaui harga minyak biji bunga matahari tahun lalu. Pada bulan Mei 2022, harga CPO naik 24,52% menjadi 7.104 ringgit/ton. Ini adalah kenaikan bulanan tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Namun, harga CPO saat ini turun menjadi 3.781 ringgit/ton atau sekitar US$ 797,76 per ton pada perdagangan hari ini, Jumat (3/11/2023). Harga ini turun 12,03% dari harga awal tahun sebesar 4.253 ringgit per ton.

Penurunan harga CPO ini disebabkan oleh banjirnya pasokan minyak biji bunga matahari dari Rusia dan Ukraina setelah tertahan selama setahun karena perang. Abdul Rasheed Janmohammed, CEO Westbury Group, menjelaskan bahwa harga minyak bunga matahari yang lebih rendah dibandingkan minyak kedelai membuat semua harga minyak nabati turun, termasuk CPO. Dia memprediksi bahwa kondisi ini akan berlangsung lama dan minyak bunga matahari berpotensi menarik harga minyak lainnya turun.

Meskipun demikian, Abdul Rasheed melihat ada peluang harga CPO naik karena produksi yang lebih rendah di Indonesia dan Malaysia. Hal ini dapat membantu menstabilkan harga CPO. B.V. Mehta, Executive Director The Solvent Extractor’s Association of India, menyebut bahwa jatuhnya harga minyak bunga matahari di bawah CPO disebabkan oleh penjualan yang meningkat dari Rusia dan Ukraina. Dia juga menambahkan bahwa India sebagai konsumen utama CPO dari Indonesia lebih memilih minyak bunga matahari untuk kebutuhan dalam negeri dan kilangnya, yang membuat minyak sawit Indonesia kehilangan daya saing di pasar India.